Kamis, 11 April 2013


Makalah Sistem Informasi Sumberdaya Perairan


APLIKASI SIG DALAM BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN


Oleh:

Veni Selvianty Zebua
110302058












LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013







KATA PENGANTAR



            Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem Informasi Sumberdaya Perairan yang berjudul “Aplikasi SIG di Bidang Kelautan Dan Perikanan”. Makalah ini dibuat untuk membahas tentang penginstalan dan penggunaan software ArcView 3.3.
 Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada bapak Zulham Apandi Harahap S.Pi, M.Pi selaku dosen penanggung jawab Praktikum mata kuliah Sistem Informasi Sumberdaya Perairan. Ucapan terima kasih juga Penulis sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran, guna perbaikan makalah yang akan datang.



                                                           
                                                                                                                                                        Medan,     April 2013


                                                                                                                                                                                                                                                            Penulis








DAFTAR ISI


                                                                       
                                                                                                                     
KATA PENGANTAR..................................................................................... 
DAFTAR ISI................................................................................................... 

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang........................................................................................
1.2  Tujuan Praktikum....................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian SIG..............................................................................................
2.2 Aplikasi SIG Dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sumberdaya Ikan........   

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN



Sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menyeberkan informasi untuk pengambilan keputusan, koordinat, kontrol, analisis dan visualisasi dalam organisasi (Wahyuni,2009).
Ikan dengan mobilitasnya yang tinggi akan lebih mudah dilacak disuatu area melalui teknologi ini karena ikan cenderung berkumpul pada kondisi lingkungan tertentu seperti adanya peristiwa upwelling, dinamika arus pusaran (eddy) dan daerah front gradient pertemuan dua massa air yang berbeda baik itu salinitas, suhu atau klorofil-a. Pengetahuan dasar yang dipakai dalam melakukan pengkajian adalah mencari hubungan antara spesies ikan dan faktor lingkungan di sekelilingnya. Dari hasil analisa ini akan diperoleh indikator oseanografi yang cocok untuk ikan tertentu. Sebagai contoh ikan albacore tuna di laut utara Pasifik cenderung terkonsetrasi pada kisaran suhu 18.5-21.5oC dan berassosiasi dengan tingkat klorofil-a sekitar 0.3 mg m-3 (Polovia et al., 2001; Zainuddin et al., 2004, 2006). Selanjutnya output yang didapatkan dari indikator oseanografi yang bersesuaian dengan distribusi dan kelimpahan ikan dipetakan dengan teknologi SIG. Data indikator oseanografi yang cocok untuk ikan perlu diintegrasikan dengan berbagai layer pada SIG karena ikan sangat mungkin merespon bukan hanya pada satu parameter lingkungan saja, tapi berbagai parameter yang saling berkaitan. Dengan kombinasi SIG, inderaja dan data lapangan akan memberikan banyak informasi spasial misalnya dimana posisi ikan banyak tertangkap, berapa jaraknya antara fishing base dan fishing ground yang produktif serta kapan musim penangkapan ikan yang efektif. Tentu saja hal ini akan memberi gambaran solusi tentang pertanyaan nelayan kapan dan dimana bias mendapatkan banyak ikan (Kiyofuji and Saitoh, 2004).
System Informasi Geografis adalah kumpulan yang terorganisir dari pernagkat keras computer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis (Anonymous, 2012).
Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama Data Banks for Develompment (Rais, 2005). Munculnya istilah Sistem Informasi Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General Assembly dari International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967.Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS-SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-Canadian Land Inventory) sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang di beberapa benua terutama Benua Amerika, BenuaEropa, Benua Australia, dan Benua Asia. Seperti di Negara-negara yang lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai di lingkungan pemerintahan dan militer. Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya yang bergerak di lingkungan akademis (kampus) (Aini, 2012).
Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya pembuatan aplikasi SIG dalam bidang kelautan dan perikanan adalah sebagai berikut:
1.       Mengetahui ikan di laut berada dan kapan bisa ditangkap
2.       jumlah yang berlimpah merupakan pertanyaan yang sangat biasa didengar.
3.       Meminimalisir usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat ikan, disisi biaya BBM yang besar, waktu dan tenaga nelayan
4.       mengetahui area dimana ikan bisa tertangkap dalam jumlah yang besar





 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengertian SIG
Sistem terdiri dari sekumpulan komponen yang saling berinteraksi satu sama lain, dalam menerima masukan, kemudian memprosesnya, dan menghasikan keluaran untuk mencapai suatu tujuan system tersebut. Sedangkan informasi adalah data yang berupa numeric maupun karakter yang telah diolah menjadi benda yang lebih berguna dan yang berarti bagi yang menerimanya serta dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Jadi, system informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk pengambilan keputusan, koordinat, control, analisis, dan visualisasi dalam organisasi (Anonymous, 2012).
Sistem informasi geografis adalah alat dengan system computer yang digunakan untuk memetakan kondisi dan peristiwa yang terjadi dimuka bumi. Teknologi SIG ini dapat mengintegrasikan system informasi database seperti query dan analisis statistic dengan berbagai keuntungan analisis geografis yang ditawarkan dalam bentuk peta. Dengan kemampuan pada system informasi pemetaan (informasi spasial) yang membedakannya dengan system informasi lain seperti database, maka SIG banyak digunakan oleh masyarakat, pengusaha dan instansi untuk menjelaskan berbagai peristiwa, memprediksi hasil dan perencanaan strategis (Environmental Systems Research Institute, ESRI). SIG memiliki kapabilitas menghubungkan berbagai lapisan data di suatu titik yang sama pada tempat tertentu, mengkombinasikan, menganalisis data tersebut dan memetakan hasilnya. Teknologi ini juga dapat mendeskripsikan karakteristik objek pada peta dan menentukan posisi koordinatnya, melakukan query dan analisis spasial serta mampu menyimpan, mengelola, mengupdate, dan secara terorganisir dan efisien (Zainuddin, 2006).
Sistem Jaringan Drainase perkotaan dapat juga memanfaatkan teknologi informasi yang sedang berkembang saat ini, salah satu sistem informasi tersebut adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographical Information System (GIS) yaitu suatu sistem informasi yang didesain untuk bekerja dengan data yang berrefensi pada spatial atau koordinat geografis. Perubahan penggunaan dan penutupan lahan, yang merupakan fungsi ruang dan waktu, serta penyebab terjadinya banjir ini dapat dipresentasikan lebih baik dalam data digital yang berstruktur data Sistem Informasi Geografis (Rachmawati, 2010).
            Tahapan Sistem Informasi Geografis dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1.      pemasukan data (Data entri), merupakan tahap awal yaitu mengumpulkan dan menyiapkan data untuk di masukan ke dalam system.
2.      Analisis data (data analisis), pada tahap ini data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis, misalnya untuk menghasilkan pola-pola tertentu.
3.      Tampilan data (Data persentation), merupakan tahap akhir dan kelanjutan dari tahap sebelumnya dengan menampilkan hasil analisa sehingga mudah dimengerti (Nugroho, 2003).
Sistem informasi geografis (SIG) digolongkan ke dalam sistem informasi spasial dimana pemanfaatan SIG ini dapat menyatukan pengetahuan yang dimiliki oleh nelayan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh ilmuan perikanan untuk kegiatan pengelolaan perikanan laut di masa mendatang. Dalam kegiatan penangkapan ikan di laut, pertanyaan klasik yang sering dilontarkan nelayan antara lain dimana ikan berada dan kapan bisa ditangkap dalam jumlah yang berlimpah. Salah satu alternatif yang menawarkan solusi terbaik adalah mengkombinasikan kemampuan SIG dan penginderaan jauh (inderaja) kelautan. Dengan teknologi inderaja faktor-faktor lingkungan laut yang mempengaruhi distribusi, migrasi dan kelimpahan ikan dapat diperoleh secara berkala, cepat dan dengan cakupan area yang luas. Faktor lingkungan tersebut antara lain SPL, konsentrasi klorofil-a, perbedaan tinggi permukaan laut, arah dan kecepatan arus dan tingkat produktivitas primer. Ikan dengan mobilitasnya yang tinggi akan lebih mudah dilacak disuatu area melalui teknologi ini karena ikan cenderung berkumpul pada kondisi lingkungan tertentu seperti adanya peristiwa upwelling, dinamika arus pusaran (eddy) dan daerah front gradient pertemuan dua massa air yang berbeda baik itu salinitas, suhu atau klorofil-aoutput yang didapatkan dari indikator oseanografi yang bersesuaian dengan distribusi dan kelimpahan ikan dipetakan dengan teknologi SIG. Data indicator oseanografi yang cocok untuk ikan perlu diintegrasikan dengan berbagai layer pada SIG karena ikan sangat mungkin merespon bukan hanya pada satu parameter lingkungan saja, tapi berbagai parameter yang saling berkaitan. Dengan kombinasi SIG, inderaja dan data lapangan akan memberikan banyak informasi spasial misalnya dimana posisi ikan banyak tertangkap, berapa jaraknya antara fishing base dan fishing ground yang produktif serta kapan musim penangkapan ikan yang efektif. Tentu saja hal ini akan memberikan gambaran solusi tentang pertanyaan nelayan kapan dan dimana bisa mendapatkan banyak ikan. (Muklis, 2008).
Geographic information systems (GIS)  atau geospatial information systems  is a set of tools that captures, stores, analyzes, manages, and presents data that are linked to location (s). Dalam terminologi sederhana,GIS, adalah gabungan dari kartografi, analisis statistik, dan teknologi database. GIS systems digunakan di kartografi, penginderaan jauh, survei pertanahan, pengelolaan fasilitas umum, pengelolaan sumberdaya alam, geografi, perencanaan perkotaan, navigasi dan sebagainya. Aplikasi GIS dalam bidang perikanan khususnya pada sistim informasi perikanan  telah banyak dilakukan di banyak negara termasuk di Indonesia.  Aplikasi GIS dalam sistim informasi perikanan  khususnya pada pemetaan kelayakan lokasi budidaya (kelayakan lokasi budidaya tambak, kelayakan lokasi KJA, kelayakan lokasi budidaya rumput laut dan sebagainya), peta daerah potensil penangkapan ikan, peta tataruang wilayah pesisir (Anonymous, 2008).
Analisis Kelayakan Lokasi







Peta Kelayakan Tambak Kabupaten Pinrang (A, musim kemarau, B musim hujan) (Sumber, BKRP Maros).

Pemikiran untuk pemanfaatan SIG dalam penangkapan ikan diawali dengan kenyataan bahwa nelayan dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan banyak mengalami kegagalan dan biaya tinggi karena tidak menentunya lokasi daerah penangkapan ikan.  Mencermati masalah tersebut di atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang zona potensial penangkapan serta pola migrasi ikan kembung (Rastrelliger spp), sehingga pemanfaatannya dapat dilakukan secara optimal dan terarah.  Dimana pendekatan yang dapat dilakukan yaitu melalui pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang merupakan suatu sistem berbasis komputer yang dapat digunakan  sebagai alat dalam kegiatan eksplorasi daerah potensial penangkapan ikan secara geografis dan menunjang pengelolaan sumberdaya yang berwawasan lingkungan; serta pendekatan/pemanfaatan teknologi penginderaan jauh (remote sensing) yang merupakan model spasial yang bermanfaat untuk menghasilkan berbagai informasi turunan melalui proses interpretasi.

Peta prediksi CPUE dan pola distribusi ikan cakalang
bulan April di perairan Teluk Bone (Sumber Mallawa, 2010)

2.2 Aplikasi SIG Dalam Sistim Informasi Pengelolaan Sumberdaya Ikan
1.  Alur Pikir Aplikasi SIG Dalam SIM Pengelolaan SDP
     Salah satu dari bentuk pengelolaan sumberdaya laut dan pesisir adalah penataan ruang kawasan pesisir dan laut.  Penata ruang umumnya didasarkan pada tiga kriterian kesesuaian yaitu : kesesuaian fisik dan daya dukung (ekologis), kesesuaian ekonomi, dan kesesuaian sosial , budaya dan hukum.  Proses dan tahapan penataan ruang disajikan pada Gambar 1 dan 2 sedang alur kegiatan penataan ruang disajikan pada Gambar 3.
2.  Database Aplikasi SIG Dalam SIM Pengelolaan SDP
     Sumberdaya perikanan dan pesisir dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan ekonomis dengan berbagai cara dan metoda pengelolaan.  Database pengelolaan sumberdaya perikanan tergantung dari tujuan pengelolaan dan atau pemanfaatan.  Sebagai contoh database untuk pemanfaatan dan atau pengelolaan kawasan pesisir peruntukan pariwisata



Gambar 1. Proses Penataan Ruang
Gambar 2. Tahapan penyusunan tata ruang
Gambar 3.  Alur kegiatan penataan ruang
berbeda dengan peruntukan  kawasan daerah perlindungan laut.  Database pengelolaan pesisir untuk kawasan pariwisata meliputi : bentuk lahan, tutupan lahan, kuantitas air, kemiringan lahan, tutupan permukaan lahan,  kemudahan akses, risiko dan sebagainya.
Pemetaan Wilayah Pesisir Berbasis SIG
      Pemetaan  kawasan pesisir dan laut dapat dilakukan sesuai tujuan dan sasaran.  Misalnya untuk melakukan pengaturan penangkapan ikan dan pencegahan konflik dapat dilakukan zonasi daerah penangkapan ikan (Gambar 4), untuk optimalisai pemanfaatan ruang dan pencegahan konflik kepentingan dapat dibuat peta tata ruang kawasan pesisir dan laut (Gambar 5).


Gambar 4.  Zonasi daerah penangkapan ikan Kabupaten Luwu    Timur


Gambar 5.  Peta tataruang Kota Palopo (Sumber :Mallawa, 2006)




 DAFTAR PUSTAKA



Aini, A. 2007. Sistem Informasi Geografi. http://www.p3.amikom.ac.id [04 April 2013].

Anonymous. 2012. Aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografi). http://eprints.undip.ac.id/pdf [04 April 2013].

Anonymous. 2008. Pengenalan Arc View. http://bpdasctw.info.com [04 April 2013].

Kiyofugi dan Saitoh. 2004. Studi Dampak Kenaikan Paras Laut Dengan Memanfaatkan Data Aster/ Gdem Aster Dan Topex Poseidon/Jason 1. http://repository.unhas.ac.id [ 07 April 2013].
  
Mallawa, 2010. Penggunaan Arcview Gis 3.3 Pada Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Sekolah Di Wilayah Kota Bogor.  http://repository.ipb.ac.id/pdf [ 07 April 2013].

Muklis, 2008. Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Dan Tongkol (Euthynnus Affinis) Di Perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam. http://repository.ipb.ac.id/pdf  [04 April 2013].

Nugroho, D. 2003. Pelatihan Pengembangan Sumberdaya Manusia Dalam Perencanaan Konservasi Sumberdaya Pesisir Dan Laut. http://eprints.undip.ac.id/pdf  [04 April 2013].

Rachmawati, A. 2010.Aplikasi SIG untuk evaluasi sistem jaringan drainase di sub  das lowokwaru kota Malang. http://rekayasasipil.ub.ac.id [04 April 2013].

Wahyuni, R.S. 2009. Sistem Informasi Geografis. http://library.binus.ac.id/pdf [04 April 2013].

Zainuddin, M. 2006. Database Informasi Penelitian Kelautan Dan Perikanan. http://repository.ipb.ac.id [04 April 2013].